Wasit Cantik Asal Timur Tengah Ini Dituding Kasus Skandal hingga Dicatut Hukuman Larangan Bertugas di Lapangan Hijau

Arahpublik.com - Wasit dari Timur Tengah, Elif Karaarslan, menggemparkan publik sepak bola Turki karena terlibat kasus dugaan skandal, pada Kamis (10/10/2024).

Elif kini tengah menjalani hukuman larangan bertugas sebagai wasit selama seumur hidup setelah dirinya diduga tampil dalam skandal video yang viral di media sosial X.

Dikutip dari The Sun, wasit wanita yang kini berusia 24 tahun itu diduga melakukan hubungan seksual bersama seorang wasit yang berusia hampir tiga kali lipat dari usianya.

Baca Juga: Akhir Tragis Remaja 18 Tahun di Garis Finis Maraton: Suhu Tubuh Naik Drastis, Detak Jantung Tetiba Berhenti, hingga Meningal Dunia

Namun, Elif menampik dugaan tersebut dengan menyebut video yang beredar telah diedit berkat kecanggihan teknologi Artificial Intelligence (AI).

Sang wasit juga mengaku siap berjuang untuk membersihkan namanya dan mengajukan banding atas hukuman dari Asosiasi Sepak Bola Turki.

"Saya akan menghadapi jalan panjang secara hukum, dan mengatasi berbagai tudingan dengan mental yang kuat," ujarnya.

Baca Juga: Kisah Dessi, Pemilik Toko Kelontong yang Berkembang Pesat Berkat Kemitraan dengan AgenBRILink: Berawal dari Karyawan Minimarket

Elif juga mengungkap, dirinya bukanlah orang yang lemah dalam menghadapi masalah.

"Menangis dan bersedih bukanlah hal yang saya lakukan. Saya menantikan dukungan penuh dan cinta Anda dalam proses ini," terangnya.

Skandal dengan Seorang Wasit Pengamat Pertandingan

Baca Juga: Pengelolaan Aset Wealth Management BRI Tumbuh 23,05 Persen, Nasabah Prioritas Capai 161 Ribu

Nama wasit pengamat pertandingan, Orhan Erdemi, mencuat dalam persidangan federasi sepak bola Turki, yang dituding terlibat dalam skandal seks bersama Elif.

Sekarang, pengamat wasit yang dituding terlibat skandal seks dengan Elif itu berusia 61 tahun dan telah berumah tangga.

Orhan juga menjalani hukuman larangan bertugas sebagai wasit, terlebih lisensi FIFA yang dicopot federasi Turki membuatnya tidak dapat memimpin pertandingan mewakili negara asalnya.