Masa Kebangkitan Dwi Widiantoro.
Diketahui, Dwi Widiantoro, lahir dari pasangan suami istri Muh Yudi dan Siti Zunaidah.
Ia baru mengalami gangguan penglihatan saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) karena virus.
Baca Juga: Pengelolaan Aset Wealth Management BRI Tumbuh 23,05 Persen, Nasabah Prioritas Capai 161 Ribu
Sejak virus tersebut mengganggu penglihatannya, kehidupan Dwi mengalami perubahan. Ia sempat merasakan kekecewaan seiring dengan hilangnya semangat dan kepercayaan diri.
Namun, dengan berjalannya waktu, Dwi berusaha bangkit. Porcanas yang kemudian berganti menjadi Peparnas menjadi salah satu wadah untuk menyalurkan hobinya sejak kecil, yakni olahraga.
"Sempat beberapa saat kehilangan semangat, tetapi dengan dukungan keluarga, orang tua dan orang-orang di sekitar saya, saya bisa pelan-pelan menyisihkan semua itu,” ucap Dwi.
“Tenpin bowling mengubah hidup saya. Di awal 2016 saya bisa melangkah pelan-pelan memperbaiki diri, untuk bisa mengangkat derajat keluarga,” lanjutnya.
Dwi bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih berprestasi melalui ajang-ajang olahraga termasuk di Peparnas XVII Solo 2024.
Ia berharap dapat memperoleh tiket menuju Pelatihan Nasional (Pelatnas) maupun ASEAN Para Games Thailand 2025.
Semangat inilah yang ingin Dwi telarkan kepada seluruh penyandang tuna netra di luar sana.
“Untuk rekan-rekan yang mungkin mempunyai keterbatasan fisik baik itu mata maupun tubuh, jangan pernah menyerah. Kekurangan kita ini bisa dijadikan motivasi untuk menjadi orang yang berprestasi,” pungkasnya.***
Artikel Terkait
Atlet Jateng Mei Dista Sabet Dua Medali Emas Peparnas XVII Solo 2024: Debut Pertama, Capai Target dan Cedera
Cerita Peparnas XVII Solo 2024: De Jhon dan Agnes, Dua Atlet Para Renang Papua yang ‘Bersahabat’ dengan Ombak Laut
Cerita Peparnas XVII Solo 2024: Lahir Tanpa Kedua Tangan, Semangat Teguh Jiwangga Tak Padam Sebagai Atlet Para-Taekwondo
Peparnas XVII Solo 2024: Debut Gemilang Sri Ramadani, Pecahkan Rekor Nasional Cabor Para-Angkat Berat, Ini Kisah Hidupnya
Kisah Dibalik Medali Emas Agnes M Yowei di Peparnas XVII Solo 2024: Berkawan Ombak Laut, Dihina hingga Bela Negara
Murid SLB Tegar Lukis Maskot Peparnas XVII Solo 2024 Kebo Bule dengan Mulut, Berawal Suka Gambar Wayang
Kisah Ndaru Padma Putri di Peparnas XVII Solo 2024: Korban Gempa Yogya Jadi Andalan Tenis Kursi Roda dan Sederet Prestasi
Peparnas XVII Solo 2024: Lutfi Afandi Pecahkan Rekor Nasional, Jateng Terus Berkibar di Puncak Klasemen Sementara Perolehan Medali
Kisah Atlet Para-Atletik Vitasari, Sang ‘Bayi Ajaib’ di Peparnas XVII Solo 2024: Usia 15 Tahun Gondol Tiga Medali Emas
Jateng Menuju Juara Umum Peparnas XVII Solo 2024, Pj Gubernur Nana Sudjana Sebut Komitmen dari Awal: Saya Yakin!
Kisah Inspiratif Peparnas XVII Solo 2024: Bangkit Setelah Kaki Diamputasi, Sukarno Borong Dua Emas Cabor Para-Bulu Tangkis
Gibran Sebut Pelaksanaan Peparnas XVII Solo 2024 Lebih Baik Ketimbang PON XXI Aceh-Sumut, Ini Janji Wapres Terpilih
Peparnas XVII Solo 2024 Lahirkan Atlet Baru Judo Tunanetra, Potensi Tampil di ASEAN Para Games 2025
Peparnas XVII Solo 2024 Ajang Regenerasi, NPC Indonesia Lirik 18 Atlet Baru Persiapan ASEAN Para Games 2025 dan Paralimpiade 2028
Atlet Puji Kualitas Konsumsi di Venue Peparnas XVII Solo 2024: Enak, Variatif dan Tepat Waktu