Baca Juga: Tuan Rumah Peparnas 2024, Nana Sudjana Optimis Jateng Kembali Raih Juara Umum
“Pun halnya reaksi pemain yang dipastikan berbuah sanksi yang sangat berat," lanjutnya.
Erick mengatakan, sanksi larangan seumur hidup mengancam wasit dan pihak-pihak lain jika terbukti mengatur hasil laga.
Kendati demikian, kata dia, bahwa tidak ada justifikasi bagi pemain untuk melakukan aksi pemukulan.
Baca Juga: Pro Kontra Jet Pribadi Kaesang: Intip Dugaan Gratifikasi, Sorotan Aktivis hingga Pembelaan
"Ini adalah tindakan kriminal yang punya konsekuensi hukum,” tegas Erick.
Ia mengatakan, skandal keputuasan wasit juga punya konsekuensi hukum, jika terindikasi ada pengaturan oleh oknum tertentu.
“Skandal soal keputusan wasit jadi hal lain yang juga punya konsekuensi hukum jika memang ternyata terindikasi diatur oleh oknum tertentu," ucap Erick.
Baca Juga: Operasi Gempur 2024 Bea Cukai: Intip Bisnis Rokok Ilegal yang Berpotensi Bikin Boncos Negara
Mencoreng Sepak Bola Indonesia
Laga kontroversi di PON 2024 yang melibatkan Aceh dan Sulteng, dinilai telah mencoreng kehormatan sepak bola Indonesia, yang mulai menunjukkan titik cerah.
Demi marwah serta untuk mencegah peristiwa serupa tak terulang, Erick, menjamin hukuman yang diberikan menjadi salah satu hukuman paling berat.
"Tidak ada toleransi bagi pihak yang telah dengan sengaja melanggar komitmen fair play,” tegas Erick.
Dia menegaskan, tidak toleransi bagi praktik diluar fair play di depak bola Indonesia.
“Sanksi bukan sekadar hukuman melainkan statement dari sepak bola Indonesia yang tidak mentolerir sedikitpun praktik di luar fair play," tutup Erick menegaskan.***