Pada Peparnas Papua 2021, Pieters belum berpartisipasi karena baru mengenal olahraga Boccia.
Baca Juga: Pemprov Jateng-Jabar Siapkan Skema Kerja Sama Optimalisasi Bandara Internasional Kertajati
“Awal mulanya kami di Papua Barat itu baru mengenal boccia kemarin di event Peparnas Papua 2021, anak saya belum ikut, lalu baru yang ke Solo ini ikut,” ucap Yerris.
Yerris juga menceritakan awal mula Pieters menjalani latihan boccia di Manokwari. Kala itu, tidak bisa memegang maupun melempar bola. Tangannya tak cukup kuat mengangkat bola boccia.
Namun, ucap Yerris, karena hampir setiap hari melihat atlet lain berlatih, timbul semangat dan keinginan dari Pieters untuk bisa bermain.
Akhirnya, Pieters mampu melempar bola dengan teknik lengan atas yang mengharuskannya mengangkat bola lebih dulu.
Sang Ibu Menangis Haru
Tak hanya sang ayah, ibu Pieters, Sintia Iwanggin juga datang ke Solo mendampingi sang putra.
Sintia sempat tak kuasa menahan haru saat melihat anaknya bertanding. Sambutan dan dukungan suporter membuatnya merinding.
"Sempat kita berpikir bahwa karena kondisinya begini (Cerebral Palcy) takut dia lelah akhirnya khawatir, tapi ya rencana tuhan tidak ada yang tahu,” tutur Sintia.
“Tadi saya sempat nonton tapi saya harus keluar, saya lihat pas selesai kenapa anak saya di kasih dukungan suporter yang banyak. Saya terharu, mau menangis," lanjutnya, dengan mata berkaca-kaca.
Manfaat Besar Bagi Pieters