Bagi anak-anak yang lahir di kampung Argapura laut, berenang menjadi aktivitas sehari-hari. Karena, kompleks perkampungan mereka, dibangun dengan pondasi kayu-kayu menopang rumah yang berada di atas laut.
De Jhon Waromi menceritakan bahwa awalnya ia berenang hanya untuk bermain-main saja seperti anak-anak seusianya di Argapura Laut.
“Kebetulan rumah saya di dekat laut, jadi saya memang hanya berenang untuk bermain saja,” ucapnya, seusai jumpa pers di Royal Surakarta Heritage, Rabu (9/10/2024).
Baca Juga: Kisah Warga Semaya di Nusa Penida: Pemberdayaan BRI Tingkatkan Skala Usaha Klaster Usaha Rumput Laut
“Dari sana, saya lalu dilatih renang. Tapi, latihannya tidak menggunakan kolam di darat, tetapi renang di laut," lanjut De Jhon, yang lahir di Serui.
Ia mengaku, kebiasaan berlatih renang di laut seperti itu memberikan tantangan yang berbeda ketimbag berenang di kolam renang biasa.
Terkadang, kata De Jhon, mereka harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk membelah arus laut dengan berenang.
"Kata pelatih, dengan berlatih di laut, fisik saya bisa menjadi lebih kuat. Memang ada perbedaannya,” tuturnya.
Menurut De Jhon, berenang di laut lebih sulit, sebab kalau di kolam renang tidak ada arus yang menjadi tantangan. Sedangkan di laut ada arus ombak.
Pecahkan Rekor Nasional
Nah, kerja keras De Jhon, membuahkan hasil. Siswa SMAN 2 Jayapura itu sukses meraih emas di Peparnas XVII Solo 2024.
TAk hanya meraih emas, De Jhon, juga sukses memecahkan rekor nasional Peparnas pada nomor 100 meter gaya dada putra S12.
De Jhon, memecahkan rekor yang diukir Menaser Numberi pada Peparnas XVI Papua 2021 dengan catatan waktu 1 menit 20,18 detik.