olahraga

Cerita Peparnas XVII Solo 2024: Lahir Tanpa Kedua Tangan, Semangat Teguh Jiwangga Tak Padam Sebagai Atlet Para-Taekwondo

Kamis, 10 Oktober 2024 | 11:30 WIB
Atlet Para-Taekwondo Teguh Jiwangga (kanan merah) saat bertanding dalam klasifikasi k41-42 di Audotorium UNS Solo, pada Selasa (8/10/2024). (Foto: PB Peparnas XVII)

Arahpublik.com – Keterbatasan fisik tidak membuat semangat atlet para-taekwondo, Teguh Jiwangga, padam di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024.

Terlahir sebagai penyandang disabilitas yang tak memiliki kedua tangan, Teguh Jiwangga, tetap bisa menjadi atlet para-taekwondo di Peparnas XVII Solo 2024.

Tampil di Peparnas XVII Solo 2024, menjadi debut Teguh Jiwangga, pada cabang olahraga (cabor) para-Taekwondo, mewakili kontingen Jawa Timur (Jatim).

Baca Juga: BRI Raih 3 Penghargaan Bergengsi TOP BUMN Awards 2024: Direktur Utama Sunarso Dinobatkan Sebagai Best CEO

Atlet yang berasal dari Lumajang, Jatim itu, sudah tidak memiliki kedua tangan sejak lahir.

Aktivitas keseharian seorang Teguh Jiwangga, hanya bertumpu pada kakinya. Makan, menulis hingga main game semua ia lakukan menggunakan kaki.

Meski terlahir dengan sebuah keterbatasan dan kekuranagn, pria yang akrab disapa Angga itu, tidak pernah minder.

Baca Juga: Kontroversi Dugaan Penistaan Agama Selebgram Ratu Entok: Pernyataan Tentang Yesus Kristus hingga Dijemput Paksa Polda Sumut

Atlet berusia 24 tahun itu, tetap percaya diri dan kehidupan sosialnya di masyarakat juga ia akui berjalan dengan normal.

"Kehidupan sosial berjalan, punya hubungan baik dengan teman dan saya gampang akrab sama orang. Tidak minder,” ucap Angga, pada Selasa (8/10/2024).

Ia berharap, debutnya pada cabor para-taewondo di Peparnas XVII Solo 2024, membuka gerbang tampil pada event internasional selanjutnya.

Baca Juga: Kisah Warga Semaya di Nusa Penida: Pemberdayaan BRI Tingkatkan Skala Usaha Klaster Usaha Rumput Laut

PIlih Taekwondo Sejak SD

Angga dengan keterbatasan yang dimilikinya memilih olahraga sebagai jalur meraih prestasi. Taekwondo menjadi pilihannya sejak sekolah dasar (SD).

"Awal ikut Taekwondo itu mulai kelas 5, itu diajak paman saya. Baru latihan sekali, menangis saat menendang samsak,” kata Angga bercerita.

Halaman:

Tags

Terkini