• Selasa, 17 September 2024

Mataram Serang Batavia: Belanda Lempar Tahi, Lahirlah Kata Betawi

- Kamis, 24 Agustus 2023 | 09:41 WIB
Ilustrasi. (Foto: Freepik)
Ilustrasi. (Foto: Freepik)

 

Arahpublik.com - Betawi biasanya disematkan kepada mereka yang menetap di daerah DKI Jakarta dan sekitarnya. Asal-usul kata Betawi ini sangat menarik kita bahas bersama.

Menurut beberapa sumber, kata Betawi bermula karena kesalahan penyebutan dari Batavia menjadi Betawi.

Namun, menurut sumber lain, Betawi ternyata merupakan plesetan dari frasa "Mambet Tahi." Hal ini berhubungan dengan peristiwa tentara Belanda dan pasukan Mataram.  

Pada abad ke-16, pernah terjadi penyerangan yang dilakukan tentara Mataram ke Batavia. Kala itu, Batavia sebagai benteng pertahanan Belanda.

Anehnya, pada penyerangan ini, kotoran manusia, alias tahi, dijadikan peluru untuk melawan musuh. Dalam jumlah banyak, tahi itu dilempar ke barisan musuh. Rupanya aksi ini membuat kocar-kacir musuh lantaran tak tahan baunya.

Baca Juga: Cek Syarat Magang MAGENTA di BUMN: Peluang Bagi Mahasiswa, Santri, dan Fresh Graduate

Serangan Mataram

Tentara Mataram melakukan penyerangan ke Batavia sebanyak dua kali. Serangan pertama digencarkan pada tahun 1628 M. Penyerangan ini tidak berhasil.
Kegagalan ini membuat pasukan Mataram melakukan serbuan kedua kali dengan mempersiapkan taktik serbuan yang efektif.
Lalu, serangan kedua dilakukan pada 1629 M.

Kala itu, benteng Maagdelijn, terletak di sudut kota, dikepung tentara Mataram.

Pasukan Mataram menyeberangi parit dan menaiki tembok benteng menggunakan tangga dan tali rotan.

Dengan taktik jitu ini, pasukan Mataram hampir menguasai benteng pertahanan Belanda.

"Serbu, serbu!" teriak para tentara Mataram saat tiba di Batavia. "Ayo, kuasai benteng ini! Mari kita rebut kota Batavia! Usir Belanda."

Dalam sekejap, pasukan Mataram sudah berada di depan tempat pertahanan tentara Belanda. Tentara Mataram berhasil merangsek ke wilayah pertahanan Belanda.

Baca Juga: Upaya Pemerintah Berantas Judi Online dan Pinjol Ilegal yang Diakui Menkominfo tak Mudah

Pertahanan Belanda

Akibat serbuan tersebut, serdadu Belanda hanya tinggal 15 orang di benteng tanpa sebutir peluru pun.
Mereka gemetaran dan merasa takut. Mereka berpikir, tentara Mataram pasti bakal menghabisi mereka.

Halaman:

Editor: Al-Afgani Hidayat

Sumber: Zaenuddin HM, Kisah-kisah Edan Seputar Djakarta Tempo Doeloe

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X