Belajar Ilmu Kerja Keras dari Orang Tuanya
Tanoko menjelaskan tentang cara orang tuanya mendidiknya menjadi pribadi yang mau bekerja keras untuk mencapai kesuksesan.
Momen yang masih teringat olehnya adalah ketika kedua orang tuanya masih belum memperoleh kewarganegaraan Indonesia alias masih WNA, pada tahun 1960 silam.
Baca Juga: Raih Doktor Hukum Cumlaude, Mantan Wakil Jaksa Agung Setia Untung Dorong Penguatan Zona Integritas
Pada masa itu, orang tua Tanoko berusaha keras untuk menghidupi keluarganya dengan berjualan barang-barang bekas dan mengayuh sepeda dari Singosari untuk menjual hasil bumi ke Kota Malang, Jawa Timur.
“Kala itu tidak bisa berdagang, akhirnya hidup terlunta-lunta selama beberapa tahun. Tapi ayah saya orangnya luar biasa sekali, pekerja keras,” tegas Tanoko.
Tanoko menilai kedua orang tuanya adalah pribadi pekerja keras karena tak sekalipun mengeluh meski bisnisnya terhambat karena belum ada izin sebagai warga negara Indonesia.
Baca Juga: Honda Scoopy Generasi Terbaru Siap Curi Perhatian Pecinta Skutik Unik dan Fashionable
Dahulu, bos produk Aviant dan Cleo itu juga pernah hanya memakan ikan teri dan sego jagung dan sulit untuk makan lauk pauk mewah, seperti ayam goreng.
Mengintip Perjalanan Bisnis Tanoko
Pada tahun 1982, Tanoko diajak ayahnya untuk bergabung dengan PT Avia Avian. Tanoko ditugaskan untuk membangun citra produk Avian di kalangan masyarakat, padahal pabrik catnya kala itu masih belum ada.
Namun, sang ayah mengajarkan sikap optimis kepadanya dengan menyebut akan menjadikan Avian sebagai perusahaan cat terbesar di Indonesia.
Industri cat ini merupakan bisnis pertama yang dimiliki keluarga Tanoko, dan kini memiliki reputasi yang baik dengan para importir yang konsinyasi atau bersepakat membagi keuntungan bersama Avian.