suara-publik

Fenomena JOMO yang Jadi Kebalikan FOMO, Intip Cara Terbaik Nikmati Dunia Nyata Tanpa Harus Takut Ketinggalan Momen di Medsos

Jumat, 22 November 2024 | 17:05 WIB
Ilustrasi Joy of Missing Out (JOMO) yang menjadi cara bagi seseorang untuk menikmati dunia nyata tanpa takut ketinggalan momen di media sosial. (Foto: Unsplash.com/Preslie Hirsch)

Arahpublik.com - Sebagian orang ingin menikmati setiap momen di dunia nyata tanpa harus memikirkan tentang media sosial.

Contoh yang nyata terjadi ketika seseorang menghadiri konser musik dari musisi idolanya yang tampil di atas panggung.

Ribuan kamera bak bintang-bintang bersinar terang dari para penonton kepada sang superstar, kemudian momen itu dibagikan di media sosial pribadi mereka.

Baca Juga: Pengemudi Ojol Bisa Jadi Wakil Menteri? Kisah Inspiratif Immanuel Ebenezer yang Dulu Cuman Modal Surat Nikah, Kini Asetnya Triliunan

Namun, tanpa sadar mereka menikmati momen itu dengan layar ponsel mereka. Padahal, sang idola jelas-jelas ada di hadapan mereka.

Itu adalah contoh kecil yang acapkali disebut dengan Fear of Missing Out (FOMO), sebuah fenomena yang kini tengah menyelimuti para pengguna di media sosial.

Mereka seolah takut ketinggalan momen-momen yang ada di kehidupan nyata agar bisa dibagikan di dunia maya.

Baca Juga: Perang Terhadap Judi Online! Ribuan KUA dan Penyuluh Agama Dikerahkan, Menag: Semuanya untuk Pencegahan

Berkaca dari hal itu, terdapat sebuah kebalikan dari FOMO yakni JOMO (Joy of Missing Out). JOMO juga merupakan istilah yang kerap dipakai bagi sebagai orang yang justru menikmati saat mereka ketinggalan momen seru di media sosial.

Apa Itu JOMO?

Jika kembali mengambil contoh saat momen konser, maka orang itu lebih memilih menikmati momen sang idola bernyanyi ketimbang harus repot-repot mengambil kameranya.

Baca Juga: BRI Salurkan KUR Rp158,6 Triliun dan Terus Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas

Dikutip dari Cleveland, JOMO memungkinkan seseorang untuk menjadi diri sendiri tanpa harus mendapatkan pengakuan orang lain.

Seorang Psikolog, Albers mengungkap sisi lain dari JOMO yang dianggap memberikan manfaat dari sisi psikologi.

"JOMO lebih berfokus pada kualitas ketimbang kuantitas," ujar sang psikolog.

Halaman:

Tags

Terkini